Selasa, 30 Oktober 2012

tokoh


Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.


Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

Detik Detik Kematian Sang Presiden
- Jakarta, Selasa, 16 Juni 1970. Ruangan intensive care RSPAD Gatot Subroto dipenuhi tentara sejak pagi. Serdadu berseragam dan bersenjata lengkap bersiaga penuh di beberapa titik strategis rumah sakit tersebut. Tak kalah banyaknya, petugas keamanan berpakaian preman juga hilir mudik di koridor rumah sakit hingga pelataran parkir.

- Sedari pagi, suasana mencekam sudah terasa. Kabar yang berhembus mengatakan, mantan Presiden Soekarno akan dibawa ke rumah sakit ini dari rumah tahanannya di Wisma Yaso yang hanya berjarak lima kilometer.

- Malam ini desas-desus itu terbukti. Di dalam ruang perawatan yang sangat sederhana untuk ukuran seorang mantan presiden, Soekarno tergolek lemah di pembaringan. Sudah beberapa hari ini kesehatannya sangat mundur. Sepanjang hari, orang yang dulu pernah sangat berkuasa ini terus memejamkan mata. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Penyakit ginjal yang tidak dirawat secara semestinya kian menggerogoti kekuatan tubuhnya.

- Lelaki yang pernah amat jantan dan berwibawa, dan sebab itu banyak digila-gilai perempuan seantero jagad, sekarang tak ubahnya bagai sesosok mayat hidup. Tiada lagi wajah gantengnya. Kini wajah yang dihiasi gigi gingsulnya telah membengkak, tanda bahwa racun telah menyebar ke mana-mana. Bukan hanya bengkak, tapi bolong-bolong bagaikan permukaan bulan. Mulutnya yang dahulu mampu menyihir jutaan massa dengan pidato-pidatonya yang sangat memukau, kini hanya terkatup rapat dan kering. Sebentar-sebentar bibirnya gemetar. Menahan sakit. Kedua tangannya yang dahulu sanggup meninju langit dan mencakar udara, kini tergolek lemas di sisi tubuhnya yang kian kurus.

- Sang Putera Fajar tinggal menunggu waktu

- Dua hari kemudian, Megawati, anak sulungnya dari Fatmawati diizinkan tentara untuk mengunjungi ayahnya. Menyaksikan ayahnya yang tergolek lemah dan tidak mampu membuka matanya, kedua mata Mega menitikkan airmata. Bibirnya secara perlahan didekatkan ke telinga manusia yang paling dicintainya ini.

- “Pak, Pak, ini Ega…”

- Senyap.

- Ayahnya tak bergerak. Kedua matanya juga tidak membuka. Namun kedua bibir Soekarno yang telah pecah-pecah bergerak-gerak kecil, gemetar, seolah ingin mengatakan sesuatu pada puteri sulungnya itu. Soekarno tampak mengetahui kehadiran Megawati. Tapi dia tidak mampu membuka matanya. Tangan kanannya bergetar seolah ingin menuliskan sesuatu untuk puteri sulungnya, tapi tubuhnya terlampau lemah untuk sekadar menulis. Tangannya kembali terkulai. Soekarno terdiam lagi.

- Melihat kenyataan itu, perasaan Megawati amat terpukul. Air matanya yang sedari tadi ditahan kini menitik jatuh. Kian deras. Perempuan muda itu menutupi hidungnya dengan sapu tangan. Tak kuat menerima kenyataan, Megawati menjauh dan limbung. Mega segera dipapah keluar.

- Jarum jam terus bergerak. Di luar kamar, sepasukan tentara terus berjaga lengkap dengan senjata.

- Malam harinya ketahanan tubuh seorang Soekarno ambrol. Dia coma. Antara hidup dan mati. Tim

dokter segera memberikan bantuan seperlunya.

- Keesokan hari, mantan wakil presiden Muhammad Hatta diizinkan mengunjungi kolega lamanya ini. Hatta yang ditemani sekretarisnya menghampiri pembaringan Soekarno dengan sangat hati-hati. Dengan segenap kekuatan yang berhasil dihimpunnya, Soekarno berhasil membuka matanya. Menahan rasa sakit yang tak terperi, Soekarno berkata lemah.

- “Hatta.., kau di sini..?”

- Yang disapa tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Namun Hatta tidak mau kawannya ini mengetahui jika dirinya bersedih. Dengan sekuat tenaga memendam kepedihan yang mencabik hati, Hatta berusaha menjawab Soekarno dengan wajar. Sedikit tersenyum menghibur.

- “Ya, bagaimana keadaanmu, No ?”

- Hatta menyapanya dengan sebutan yang digunakannya di masa lalu. Tangannya memegang lembut tangan Soekarno. Panasnya menjalari jemarinya. Dia ingin memberikan kekuatan pada orang yang sangat dihormatinya ini.

- Bibir Soekarno bergetar, tiba-tiba, masih dengan lemah, dia balik bertanya dengan bahasa Belanda. Sesuatu yang biasa mereka berdua lakukan ketika mereka masih bersatu dalam Dwi Tunggal. “Hoe gaat het met jou…?” Bagaimana keadaanmu?

- Hatta memaksakan diri tersenyum. Tangannya masih memegang lengan Soekarno.

- Soekarno kemudian terisak bagai anak kecil. Lelaki perkasa itu menangis di depan kawan seperjuangannya, bagai bayi yang kehilangan mainan. Hatta tidak lagi mampu mengendalikan perasaannya. Pertahanannya bobol. Airmatanya juga tumpah. Hatta ikut menangis.

- Kedua teman lama yang sempat berpisah itu saling berpegangan tangan seolah takut berpisah. Hatta tahu, waktu yang tersedia bagi orang yang sangat dikaguminya ini tidak akan lama lagi. Dan Hatta juga tahu, betapa kejamnya siksaan tanpa pukulan yang dialami sahabatnya ini. Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh manusia yang tidak punya nurani.

- “No…” Hanya itu yang bisa terucap dari bibirnya. Hatta tidak mampu mengucapkan lebih. Bibirnya bergetar menahan kesedihan sekaligus kekecewaannya. Bahunya terguncang-guncang.

- Jauh di lubuk hatinya, Hatta sangat marah pada penguasa baru yang sampai hati menyiksa bapak bangsa ini. Walau prinsip politik antara dirinya dengan Soekarno tidak bersesuaian, namun hal itu sama sekali tidak merusak persabatannya yang demikian erat dan tulus.

- Hatta masih memegang lengan Soekarno ketika kawannya ini kembali memejamkan matanya.

- Jarum jam terus bergerak. Merambati angka demi angka. Sisa waktu bagi Soekarno kian tipis.

- Sehari setelah pertemuan dengan Hatta, kondisi Soekarno yang sudah buruk, terus merosot. Putera Sang Fajar itu tidak mampu lagi membuka kedua matanya. Suhu badannya terus meninggi. Soekarno kini menggigil. Peluh membasahi bantal dan piyamanya. Malamnya Dewi Soekarno dan puterinya yang masih berusia tiga tahun, Karina, hadir di rumah sakit. Soekarno belum pernah sekali pun melihat anaknya.

- Minggu pagi, 21 Juni 1970. Dokter Mardjono, salah seorang anggota tim dokter kepresidenan seperti biasa melakukan pemeriksaan rutin. Bersama dua orang paramedis, Dokter Mardjono memeriksa kondisi pasien istimewanya ini. Sebagai seorang dokter yang telah berpengalaman, Mardjono tahu waktunya tidak akan lama lagi.

- Dengan sangat hati-hati dan penuh hormat, dia memeriksa denyut nadi Soekarno. Dengan sisa kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan kanannya, memegang lengan dokternya. Mardjono merasakan panas yang demikian tinggi dari tangan yang amat lemah ini. Tiba-tiba tangan yang panas itu terkulai. Detik itu juga Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua matanya tidak pernah mampu lagi untuk membuka. Tubuhnya tergolek tak bergerak lagi. Kini untuk selamanya.

- Situasi di sekitar ruangan sangat sepi. Udara sesaat terasa berhenti mengalir. Suara burung yang biasa berkicau tiada terdengar. Kehampaan sepersekian detik yang begitu mencekam. Sekaligus menyedihkan.

- Dunia melepas salah seorang pembuat sejarah yang penuh kontroversi. Banyak orang menyayanginya, tapi banyak pula yang membencinya. Namun semua sepakat, Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa. Yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Manusia itu kini telah tiada.

- Dokter Mardjono segera memanggil seluruh rekannya, sesama tim dokter kepresidenan. Tak lama kemudian mereka mengeluarkan pernyataan resmi: Soekarno telah meninggal.

Kata Kata Bijak Soekarno
  1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
  2. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
  3. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
  4. Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
  6. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
  7. ……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……
  8. Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
  9. Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
  10. Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya
  11. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.

bab 4 PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA SEJAK PROKLAMASI HINGGA DEMOKRASI TERPIMPIN

 
 
A. UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

1. BPUPKI

Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk menghadapi situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945 lahirlah Piagam Jakarta.

Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima laporan dari ketua panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :

a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD
2. PPKI
Setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya dan membentuk PPKI ( Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah diambil alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata badan yang dikehendaki Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu, sehingga Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalath-Vietnam untuk menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.


B. PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI
Berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu golongan pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu dengan PPKI karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas Dengklok ( selatan Karawang ).

Jam 12 malam akhirnya mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata tempoh diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah proklamasi.


C. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA

Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia bebas dari belenggu penjajah.


D. PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA SEJAK PROKLAMASI HINGGA DEMOKRASI TERPIMPIN
1. PEMBENTUKAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA


Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :

1. Penetapan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
3. Pembentukan Badan Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
1. Penetapan 12 menteri yang membantu tugas presiden
2. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi
Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP. Oleh karena datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga pemerintah memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober 1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat ( TKR ) lalu tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI ). Untuk menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) tanggal 7 Juni 1947.

2. PERKEMBANGAN DEMOKRASI LIBERAL

Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana kepala negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kabinet dan sering terjadi pertentangan politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 )
Kabinet ini jatuh karena ada mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan sering terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb.
b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952 )
Masalah yang dihadapinya adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Dubes AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )
Masalah yang dihadapinya yaitu :
1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober
3. Peristiwa Tanjung Morawa
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 )
Masalah yang dihadapinya yaitu pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo
e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 maret 1956 )
Pada masa ini berhasil melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )
Masalah yang dihadapinya yaitu timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA.
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD yang baru pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin.


2. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada tanggal 5 juli 1959 jam 17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang berisi :

a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di dalamnya banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih banyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI memainkan peranan pentingnya sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan tindakan antara lain :
a. Dalam Negeri
1. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan
politiknya kemudian memecah belah
2. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis
Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib
3. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran
komunis
b. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke
negara-negara yang komunis. 


 Kedatangan Sekutu yang diboncengi oleh NICA di Indonesia menimbulkan perlawanan-perlawanan di bebrapa daerah, antara lain:
a. pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945 yang dipimpin oleh Soengkono, Koenkiyat, Kretarto, Marhadi, Kadim Prawirodihardjo, dan Bung Tomo
b. pertempuran di Ambarawa tanggal 20 November 1945 yang dipimpin oleh Mayor Sumarto, Imam Androgi, Kolonel Isdiman, dan Kolonel Soedirman
c. pertempuran Medan Area tanggal 13 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Achmad Tahir
d. peristiwa Bandung Lautan Api tanggal 24 Maret 1946 yang dipimpin oleh Kolonel A.H Nasution

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan pula melalui diplomasi dengan perjanjian-perjanjiandengan pihak Belanda, antara lain sebagai berikut
a. Perjanjian Linggajati, daerah sebelah selatan Cirebon pada tanggal 10 November 1946. Indonesia diwakili Jendral Soedirman, dr. Soedarsono, dan Jendral Oerip Sumohardjo sedangkan pihak Belanda diwakili Prof. Schmerhorn
b. Perjanjian Renville dilaksanakan di atas Kapal USS Renville milik Amerika pada tanggal 17 Januari 1948. Wakil Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuddin sedangkan Belanda diwakili R. Abdulkadir Widjoyoatmodjo
c. Perundingan Roem-Royen dilaksanakan di Hotel Des Indes, Jakarta pada tanggal 17 Mei 1949. Indonesia diwakili Moh. Roem sedangkan Belanda diwakili Dr. J. H. van Royen
d. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 24 Maret 1946. Indonesia dipimpin oleh Moh. Hatta sedangkan Belanda oleh Dr. Willem Drees

Dengan adanya persetujuan Konferensi Meja Bundar terbentuklah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri atas 16 negara bagian sebagai berikut:
a. Tujuh Negara bagian, yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, dan Negara Sumatra Selatan.

b. Sembilan satuan kenegaraan yang tegak sendiri, yaitu Jawa Tengah, Belitung, Kalimantan Barat, Daerah Banjar, Kalimantan Timur, Bangka, Riau, Dayak Besar, dan Kalimantan Tenggara.

Republik Indonesia Serikat tidak berusia panjang. Rakyat Indonesia ternyata lebih menghendaki kembali ke bentuk Negara kesatuan. Peralihan ke bentuk Negara kesatuan itu secara resmi dilakukan 17 Agustus 1950

Sejak tanggal 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959, Indonesia berada dalam masa demokrasi liberal. Selama masa tersebut, pemerintah RI diwarnai dengan pergantian tujuh cabinet secara berturut-turut sebagai berikut:
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950-21 Maret 1951)
b. Kabinet Sukiman ( 27 April 1951-3 April 1952)
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952-3 Juni 1953)
d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I ( 31 Juli 1953-12 Agustus 1955)
e. Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 Agustus 1955-3 Maret 1956)
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II ( 20 Maret 1956-4 Maret 1957)
g. Kabinet Juanda ( 9 April 1957-5 Juli 1959)

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, Indonesia memasuki masa demokrasi terpimpin. Isi dekrit tersebut adalah tentang pembubaran Konstituante, tidak belakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945, serta pembentukan MPRS dan DPAS.

bab 3 Proses Kelahiran dan Perkembangan Nasionalisme di Indonesia


1. PENGERTIAN NASIONALISME
Nasionalisme berasal dari kata ”Nation” dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Nation dalam bahasa latin yang berarti kelahiran kembali, suku, bangsa. Bangsa adalah sekelompok orang/ iman yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan, dan tujuan yang sama.
Sehingga Nasionalisme dapat diartikan:
· Paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan bangsa (pengertian menurut Hans Kohn)
· Semangat/ perasaan kebangsaan, yaitu semangat/ perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air.
· Suatu sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bangsa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.


2. KELAHIRAN NASIONALISME DI DUNIA
 
Terbentuknya nasionalisme melalui beberapa fase, yaitu :
a. Nasionalisme awalnya muncul pada masa kerajaan Yunani, yaitu cita-cita sebagai bangsa terpilih, kenangan masa lampau, dan harapan masa depan, serta peran terdepan bangsa mereka. Sebagai bangsa pembangun peradaban.
b. Munculnya benih kesadaran nasional stelah adanya peristiwa Renaissance dan Reformasi pada abad ke-14.
c. Pada abad ke-17 muncul nasionalisme di Inggris yang diikuti dengan munculnya nasionalisme di Amerika dan Perancis pada abad ke-18.
d. Pada pertengahan abad ke-19 nasionalisme semakin berkembang di Eropa dari nasionalisme yang awalnya bersifat kemanusiaan berubah menjadi agresif dan memusuhi bangsa lain. Sejak itu muncullah negara-negara yang berusaha melakukan imperialisme dan kolonialisme. Nasionalisme Eropa terjadi pada masa transisi dari masyarakat feodal ke masyarakat industri yang menghasilkan paham kapitalisme dan liberalisme.
e. Nasionalisme yang muncul di Eropa berbeda dengan nasionalisme yang muncul di Asia sebab Nasionalisme di Asia muncul sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa. Mereka menumbuhkan nasionalisme untuk melawan penjajahan.
f. Sementara itu nasionalisme di Indonesia terasa pengaruhnya saat perang untuk memeproleh dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. KEMUNCULAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1) Faktor dari dalam (internal)

a. Kenangan kejayaan masa lampau

Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
b. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan

Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
c. Munculnya golongan cendekiawan

Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.

d. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan

i. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
ii. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
iii. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2) Faktor dari luar (eksternal)
a. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
b. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
a) Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak,dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1. Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
2. Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka tetapi masuk kantor atau pabrik
3. Satyagraha merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
4. Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore
b) Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di Wilayah Filipina. Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
c) Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I:
b. Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
c. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat)
d. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
d) Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat mengembangkan negerinya menjadi negara modern. Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
e) Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di Negaranya.
c. Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

4. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME DI INDONESIA
TUMBUHNYA NASIONALISME DI INDONESIA

Karena adanya faktor pendukung diatas maka di Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa tersebut.
PERKEMBANGAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi.
Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :
· J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850
· Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia
· Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional
· Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya bernama ”Indische Vereninging” menjadi ”Perhimpunan Indonesia”
· Nama majalah ”Hindia Putra” menjadi ”Indonesia Merdeka”
· Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia.
· Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional guna melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional, dan golongan pers.
a. Golongan Terpelajar
Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia. Mereka memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa memiliki kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka miliki, golongan terpelajar dipandang sebagai orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan memperoleh kemerdekaan.
b. Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan dokter.Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan profesional ini lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional pada masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga golongan ini dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
1) Peran Guru
ü Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan.
ü Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia.
ü Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.
ü Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.
ü Guru telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
ü Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di sekolah tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.
Contoh lembaga pendidikan yang ada, yaitu :
· Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
· Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Achmad dahlan
Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar dunia. Di tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
2) Peran Dokter
Ø Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.
Ø Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui penyakit yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Ø Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan Mangunkusumo.
c. Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers dapat dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar hanya digunakan untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi menggunakan bahasa Melayu.
Peran media :
Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia.
Melalui Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.
Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia.
Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat penting bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri, seperti:
Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff dan De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru)
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan bentuk-bentuk perjaungan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo diakui oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
a) Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
b) Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
c) Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
d) Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di indonesia.
5. UPAYA BANGSA INDONESIA UNTUK MENCAPAI KEMERDEKAAN INDONESIA
A. KEADAAN JEPANG PADA AKHIR KEKUASAANNYA di INDONESIA
Keterlibatan Jepang dalam Perang di Lautan Pasifik “Perang Asia Timur Raya” maka semakin lama kondisi Jepang semakin kurang menguntungkan. Hal ini dikarenakan:
1. Keadaan ekonomi dan politik negara mengalami krisis,
2. Keadaan Jepang semakin kurang menguntungkan terlebih karena pada Juli 1944 kepulauan Marina jatuh ke tangan sekutu ditambah lagi sekutu berhasil membom Pulau Saipan yang merupakan kota besar dan merupakan pusat kekuasaan Jepang di lautan Pasifik serta wilayah tersebut letaknya sangat strategis dengan pusat kota di Jepang yaitu Tokyo. Selain itu Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan kepulauan Marshall yang merupakan benteng pertahanan pasukan Jepang jatuh pula ke tangan sekutu. Ambon, Makasar, Manado, dan Surabaya serta Tarakan dan Balikpapan juga diserang oleh sekutu.
3. Akhirnya pada tanggal 17 Juli 1944, Jendral Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai perdana mentri dan digantikan oleh Jendral Kuniaki Koiso yang mempunyai tugas untuk memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia dengan menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah negara termasuk Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Jendral Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia didepan Parlemen Jepang tujuannya adalah agar rakyat tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang dan bahkan mau membantu Jepang dalam berbagai peperangan. Sebagai bentuk keseriusan janji tersebut bendera merah putih boleh dikibarkan di kantor pemerintahan tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.
2. Jepang perkembangannya semakin sering mengalami kekalahan seperti pada tanggal 7 Mei 1945 Jepang mengalami kekalahan dalam perang melawan negara yang tergabung dalam front ABCD di Laut Karang.
3. Keadaan Jepang semakin buruk terlebih ketika pasukan Amerika Serikat berhasil menyerang pusat-pusat industri milik Jepang dan berhasil membumi hanguskannya yaitu pada tanggal 6 Agustus 1945 berhasil membom kota Hirosima yang diperkirakan 80 ribu orang meninggal karena peristiwa ini, sementara itu pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki berhasil dibom juga.
4. Dibomnya kedua kota pusat industri besar tersebut membuat keadaan Jepang yang sudah buruk semakin tidak dapat berbuat apa-apa apalagi penghasilan dari kedua kota itulah yang sedikit banyak membiayai setiap peperangan Jepang. Akhirnya Jepang terpaksa harus menyerah pada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
5. Sejak saat itu Jepang terpaksa meninggalkan daerah pendudukannya dan menyerahkan pada sekutu demikian pula Indonesia. Meskipun Jepang telah menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945 dan tidak lagi menjalankan perannya sebagai penguasa wilayah Indonesia tetapi sekutu belum juga datang untuk mengambil alih sehingga di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.
B. UPAYA INDONESIA dalam MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN
ü 1 Maret 1945, Jendral Kumakichi Harada membentuk badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan dari BPUPKI adalah untuk mempersiapkan hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka. Dengan anggota sebanyak 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang. Ketuanya, KRT Radjiman Widyadiningrat, dan wakilnya, R. Surono dan satu orang dari Jepang.
ü BPUPKI diresmikan pada 29 Mei 1945 ditandai dengan pembukaan SIDANG I yang berlangsung dari 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Dimana dalam sidang ini membicarakan mengenai falsafah dasar negara Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan PANCASILA. Tokoh-tokoh yang mengusulkan tentang dasar negara tersebut adalah Muh. Yamin, Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
· Sidang tanggal 29 Mei 1945
Muh Yamin, mengusulkan rumusan “Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat”.
· Sidang tanggal 31 Mei 1945
Dr. Supomo, mengusulkan rumusan “Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, dan Keadilan Sosial”
· Sidang tanggal 1 Juni 1945
Ir. Sukarno, mengajukan rumusan“Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme/ Peri Kemanusiaan, Mufakat/ Demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa yang dikemukakan Sukarno tersebut dikenal dengan istilah Pancasila. Tanggal 1 Juni di kenal sebagai hari lahirnya Pancasila.
ü Sidang BPUPKI yang kedua akan diselenggarakan bulan Juli 1945 sebelum masa reses pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk Panitia Sembilan/Panitian Kecil menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Indonesia merdeka yang dikenal dengan “PIAGAM DJAKARTA” yang kemudian menjadi Mukadimah Undang-undang Dasar 1945.
ü ISI PIAGAM DJAKARTA, adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
ü Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap terlalu cepat mewujudkan Indonesia Merdeka maka Jenderal Terauchi membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai dibentuk untuk mengganti BPUPKI. PPKI beranggotakan 21 orang dengan Ketua, Ir. Soekarno dan Wakilnya, Moh. Hatta. PPKI kemudian ditambah keanggotanya menjadi 27 orang tanpa seijin Jepang. Tugas PPKI adalah menyusun rencana kemerdekaan Indonesia yang telah dihasilkan BPUPKI.
ü Pada tanggal 9 Agustus 1945, 3 orang tokoh Indonesia yaitu Soekarno, Hatta, Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon/ Dalat di Vietnam Selatan untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi guna menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Dimana disepakati bahwa wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas jajahan Belanda.
C. PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Ir. Sukarno baru tiba di Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945, sementara itu para pemuda Indonesia telah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap sekutu. Mereka ingin segera mengambil kesempatan tersebut untuk memproklamsikan kemerdekaan Indonesia. Inilah menjadi salah satu latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Sementara itu Sukarno menolak keinginan para pemuda dengan alasan kemerdekaan Indonesia harus melalui PPKI. Penolakkan inilah yang menimbulkan ketegangan antara golongan tua dan muda. Menghadapi keadaan ini maka para pemuda menyusun rencana untuk menjauhkan Sukarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Maka terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 yaitu sebuah peristiwa sebagai reaksi terhadap perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai kemerdekaan Indonesia dengan membawa Sukarno dan Hatta ke kota Rengasdengklok. Pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa proklamasi akan diselenggarakan setelah tiba di Jakarta dengan adanya Jaminan taruhan nyawa bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB akhirnya Komandan Kompi Peta setempat Sudancho Subeno bersedia melepaskan Sukarno-Hatta ke Jakarta setelah Jusuf Kunto mengantar Ahmad Subardjo menjemput Sukarno-Hatta di Rengasdengklok.
D. PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
o Kurang lebih pukul 23.00 Bung Karno dan Bung Hatta tiba di Jakarta setelah singgah dirumah masing-masing langsung menuju ke Rumah Laksamana Muda Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, yang dianggap paling aman dari ancaman militer Jepang.
o Sebelum menyusun naskah Maeda mengantar Soekarno-Hatta menghadap Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tetapi pertemuan tersebut tidak mencapai kata sepakat meskipun begitu Sukarno mengharapkan Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang akan segera dilaksanakan.
o Di ruang makan rumah Laksamana Muda Maeda yang dihadiri 30 orang naskah proklamasi dirumuskan dan dikonsep oleh Sukarno (menulis) yang disempurnakan oleh Hatta (usulan kalimat terakhir dari naskah Proklamasi) dan Ahmad Subardjo (usul kalimat pertama dalam naskah Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI).
o Setelah selesai naskah tersebut hendak ditandatangani. Sukarno mengusulkan agar seluruh hadirin menandatangani naskah proklamasi sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Hal ini diperkuat oleh Hatta dengan mengambil contoh Declaration of Independence. Hal ini ditentang oleh Sukarni, ia mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi adalah Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dan usul tersebut diterima dengan baik oleh para hadirin.
o Sukarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan tersebut dengan perubahan-perubahan yang telah disepakati.
Perbedaan dari naskah teks proklamasi yang ditulis tangan dengan naskah yang diketik:
Naskah Tulis Tangan
Naskah yang diketik
Wakil-wakil Bangsa Indonesia
Atas Nama Bangsa Indonesia
Djakarta, 17-8-‘05
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05
Tempoh
Tempo
05 merupakan tahun Jepang 2605.
E. PELAKSANAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
v Tempat :
Awalnya diputuskan akan diselenggarakan di Lapangan IKADA, sebab disana telah dipersiapkan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengarkan pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tetapi karena jalan-jalannya dijaga ketat oleh pasukan Jepang yang bersenjata lengkap maka dikawatirkan akan terjadi bentrokkan antara rakyat Indonesia dengan pihak Jepang. Sehingga disepakati bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di depan rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
v Waktu :
Hari Jum’at 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB (9 Ramadhan 1364 H)
v Peralatan (sound system, spiker,dsb) dipersiapkan oleh Wilopo.
v Tiang bendera yang terbuat dari bamboo dipersiapkan oleh Suhud tiang tersebut ditancapkan di depan teras rumah Soekarno.
v Bendera dijahit tangan oleh Fatmawati Soekarno dengan bentuk ukuran standar untuk dikibarkan.
v Para pemimpin bangsa Indonesia mulai berdatangan dan setelah Bung Hatta tiba tepat pada pukul 10.00 WIB acara dimulai dengan pidato singkat dari Bung Karno yang dilanjutkan acara sebagai berikut.
- Pertama : Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Kedua : Pengibaran Bendera Merah Putih (Suhud dan Latief Hendraningrat) diiringi lagu Indonesia Raya
- Ketiga : Sambutan Walikota Suwirjo

F. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA

Ø Proklamasi merupakan pernyataan berdasarkan hukum dan resmi bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.
Ø Dengan Proklamasi, bangsa Indonesia menjadi pelopor bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk memerdekakan diri dari penindasan bangsa asing ( bangsa Asia pertama yang merdeka setelah PD II selesai.
Ø Proklamasi menyebabkan bangsa Indonesia semakin percaya pada kekuatan sendiri yang telah menjadikannya bangsa yang merdeka, bebas dari tekanan dan terlepas dari penjajahan bangsa asing yang telah dideritanya sejak lama.
Ø Dengan kemerdekaan ini bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri negaranya dan mulai menjalankan kehidupan kenegaraannya (baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dsb) sendiri tanpa diatur oleh bangsa lain serta berusaha sekuat tenaga mempertahankannya dari gangguan bangsa asing.
Ø Proklamasi merupakan jembatan yang menghubungkan dan mengantarkan bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat baru yang bebas dari tekanan dan ikatan.
Ø Proklamasi merupakan momentum nasional dalam pembentukan Negara Indonesia yang merdeka, bebas dari segala bentuk penjajahan asing.
Ø Proklamasi merupakan titik puncak perjuangan pergerakan bangsa Indonesia yang telah mengantarkannya ke pintu gerbang kebebasan menjadi tongak sejarah baru bagi bangsa Indonesia.
Ø Proklamasi bukan merupakan titik akhir perjuangan bangsa Indonesia tetapi terus berjuang untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah dicapainya itu.

G. UPAYA PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Setelah Proklmasi berita kemerdekaan Indonesia segera menyebar di Jakarta dan selanjutnya disebarkan ke seluruh Indonesia. Penyambutan berita Proklamasi terbukti dengan adanya pelucutan senjata pasukan Jepang, pengambil alihan pucuk pimpinan dan semangat terus berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Penyebarluasan berita Proklamasi tersebut dilakukan melalui,
* Radio kantor berita Jepang, Domai yang berhasil dikacaukan. Berita proklamasi tersebut tersiar pada tanggal 17 Agustus 1945 sebanyak tiga kali. Bahkan setiap 30 menit hingga siaran berakhir pukul 16.00 berita tersebut terus diulang. Berita kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat tersebar hingga ke luar negeri melalui jaringan Jepang sendiri. Berita kemerdekaan Indonesia tersebut terus tersebar kemana-mana.
* Surat Kabar, surat kabar yang pertama menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Hampir seluruh harian di jwa dalam penerbitan tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
* Selebaran yang disebarkan di penjuru kota.
* Spanduk dan Pamflet dipasang ditempat-tempat strategis yang mudah dilihat khalayak ramai.
* Aksi corat-coretan pada tembok-tembok atau bahkan pada gerbong-gerbong kereta api.
* Penyebaran berita dari mulut ke mulut secara beranting, salah satu kelompok yang terkemuka yaitu kelompok Sukarni yang bermarkas di Jalan Bogor.
* Berita Proklamasi disiarkan ke daerah-daerah melalui utusan daerah yang kebetulan waktu itu mengikuti sidang PPKI dan menyaksikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, diantaranya
Teuku Moh. Hasan (Sumatra), Sam Ratulangie (Sulawesi), I Gusti Ketut Puja (Sunda Kecil/Nusa Tenggara), Hamidhan (Kalimantan), Latuharhary (Maluku)
o Pengiriman delegasi ke Negara-negara sahabat untuk menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan, misalnya Mr. Pilar dan Mr. A.A Maramis ke India guna mendapat dukungan atas kemerdekaan RI

bab 2 Perkembangan Masyarakat Indonesia pada zaman Penjajahan Kolonialisme




Indikator :
• Membandingkan kebijakan pemerintah kolonial di Indonesia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.
• Menjelaskan dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap hubungan antar masyarakat dengan pemerintah kolonial.



• Imperialisme mengandung pengertian yaitu perluasan daerah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau imperium. Atau, suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain, yang bertujuan untuk kepentingan negara penjajah. Dari pengertian imperium itulah muncul pengertian imperialisme dan yang melaksanakan disebut imperator. 

• Berdasarkan waktu, imperialisme dibedakan menjadi 2 yaitu kuno dan modern.
• Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dengan tujuan Gold, Glory,dan Gospel (semboyan imperialisme kuno).
• Imperialisme modern berlangsung setelah terjadinya revolusi industri dengan mementingkan masalah ekonomi. Sifat dari kedua imperialisme itu adalah sama, hanya sistemnya yang berbeda. Sifat hakikinya berupa nafsu serakah untuk mendapatkan kekayaan. Kekayaan yang dikejar pada masa imperialisme kuno biasanya berwujud emas atau logam mulia lainnya (perak). Sistem yang mendukungnya adalah merkantilisme dimana dalam prakteknya melakukan monopoli, kerja paksa, dsb. Sedangkan pada imperialisme modern didukung oleh industrialisme serta perdagangan bebas, serta upah buruh yang sangat minim, tanpa memiliki hak dalam produksi.
• Kolonialisme adalah sistem pemukiman warga diluar wilayah asalnya, kemudian daerah itu dinyatakan sebagai wilayah mereka. Tujuan utamanya mengurus sumber kekayaan, sedangkan kesejahteraan dan pendidikan rakyat daerah koloni tidak diutamakan.

Latar belakang kedatangan orang Eropa ke Dunia Timur

– Adanya kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan tehnologi.
– Adanya pendapat bahwa bumi bulat.
– Jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani.
– Adanya keinginan untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah.
– Ingin menyebarkan agama Nasrani.
• Faham merkantilisme, kapitalisme, dan revolusi industri lebih mendorong perkembangan kelonialisme dan imperialisme di dunia timur termasuk Indonesia.

Masuknya kekuatan asing (bangsa Eropa) dan perkembangannya ke Indonesia
• Bangsa Eropa bisa masuk dan menguasai Asia termasuk Indonesia melalui perdagangan, karena informasi dari literatur/buku-buku tulisan para petualang Barat. Bangsa Portugis disebut sebagai pelopor kolonialis barat, sebab secara psikologis Portugislah yang bertanggung jawab atas pemasukan rempah-rempah ke Eropa. Sejak Konstantinopel (Romawi Timur) jatuh ke tangan Turki Usmani (Islam) tahun 1453, maka mau tidak mau portugis harus mencari rempah-rempah di daerah produsen (Indonesia).
• Melalui perjanjian Thordesilas tahun 1492 Portugis berusaha mencari rempah-rempah ke arah timur dan Spanyol melalui arah barat. Akhirnya mereka bertemu di Maluku tahun 1526, maka timbullah perang berebut daerah rempah-rempah. Perang diakhiri dengan perjanjian Saragosa tahun 1529 dengan kesepakatan Portugis mendapatkan Maluku dan Spanyol mendapatkan Philipina. Protugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albaquerque dapat merebut Malaka dari tangan Sultan Mahmud tahun 1511. Di Maluku Portugis mengkhianati Sultan Harun, maka tahun 1575 Portugis dapat diusir oleh Sultan Baabullah dari Ternate.
• Sesuai semboyan imperialis kuno; Gold, Glory and Gospel Portugis melalui Fransiscus Xaverius (1546) menyebarkan agama Katholik ke Asia dan Maluku. Raja Tabariji dan ibunya dari Ternate masuk Katholik.

Kongsi-kongsi perdagangan Eropa
 
VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)
 
• Pada tahun 1595 Perseroan Compagnie van Verke dari Amsterdam mengirim empat kapal dagangnya dimpimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer berlayar ke Indonesia. Mereka tiba di Banten tahun 1596 dan bermaksud meneruskan ke Maluku. Berturut-turut Belanda datang tahun 1598, 1599 dan akhirnya atas usul Johan van Qidenbarnevelt dibentuklah Perserikatan Maskapai Hindia Timur (VOC) tahun 1602. ketentuan-ketentuannya adalah :
– Kepentingan yang bersaing diwakili oleh sistem Majelis/Kamer untuk enam wilayah di negeri Belanda.
– Setiap majelis mempunyai sejumlah direktur yang disetujui.
– Jumlah direktur 17 orang yang disebut Heeken XVII.
– Amsterdam merupakan markas VOC dipimpin 8 orang dan Heeken XVII
– VOC memperoleh hak octrooi/istimewa dari pemerintah Belanda/Parlemen sehingga VOC mempunyai wewenang antara lain :
– Hak monopoli perdagangan
– Hak memiliki tentara sendiri dan mengadili sendiri
– Hak mengusai dan mengikat perjanjian-perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di daerah kekuasaan monopoli perdagangan
– Mengangkat personil atas dasar sumpah setia
– Melakukan peperangan
• Dengan hak octrooi VOC berkembang pesat, sehingga satu persatu kerajaan-kerajaan di Indonesia jatuh dan menjadi kekuasaan Belanda. Mereka menggunakan siasat devide et impera.


EIC (East India Company)
 
• Pada tahun 1600 Ratu Elizabeth I memberi hak octrooi kepada EIC, pelayaran mereka dipimpin oleh Sir Hery Midleton dan sampai di Ternate tahun 1604. pada abad XVIII Belanda menjadi sekutu Perancis, Inggris merupakan ancaman Belanda di Indonesia. Lord Minto diangkat sebagai Gubernur Jendral di Asia yang berkedudukan di Calcutta, memerintahkan merebut Indonesia dari tangan Belanda. Dibawah pimpinan Thomas Stamford Raffles tahun 1811 Indonesia berhasil dikuasai. Raffles menerapkan sistem perdagangan bebas. Tetapi pemerintahan Inggris bersiat sementara, maka setelah perjanjian / Konvensi London tahun 1815, Inggris mengembalikan Indonesia kepada Belanda dan Inggris menerima Singapura dan Penang di Malaysia, Afrika Selatan.
Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia Pada Abad 19 Dan Awal Abad 20
 
• Terbentuknya Pemerintahan Kolonialisme Belanda di Indonesia
• Sejak jatuhnya VOC tahun 1799 Indonesia diperintah langsung oleh kerajaan Belanda. Sehingga sejak tahun 1800 Belanda menerapkan politik dagang dan sistem pajak. Dengan tujuan ingin mengeruk kekayaan dari bumi Indonesia tanpa mau memperhatikan nasib rakyat. Pengaruh politik kekuasaan Belanda makin kuat sehingga kewibawaan raja-raja merosot. Mereka dijadikan alat pembantu bagi Belanda untuk menggali kekayaan bumi Indonesia. Dengan demikian penetrasi kekuasaan kolonial Belanda abad XIX menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik pribumi. Oleh karena itu mulai abad XIX perlawanan terhadap kolonial Belanda meluas dimana-mana dan silih berganti.
• Sejak mengusai Belanda, Kaisar Napoleon mengangkat adiknya yang bernama Louis Napoleon menjadi penguasa di Belanda. Louis Napoleon merasa khawatir kalau Pulau Jawa sebagai jajahan Belanda direbut oleh Inggris. Padahal, Inggris pada saat itu sudah mulai meluaskan daerah jajahannya di Indonesia dengna menduduki wilayah Bengkulu, Padang, Pulau Pinang, Ternate, dan beberapa daerah lain di Maluku. Louis Napoleon segera mengirimkan seorang ahli militer yang bernama Herman Williem Daendels ke pulau Jawa sebagai gubernur jenderal untuk mengantisipasinya. Pada tanggal 1 Januari 1808, Daendels bersama ajudannya mendarat di Banten. Pada tanggal 15 Januari 1808, Gubernur Jenderal Wiese menyerahkan kekuasaannya kepada Daendels. Kedatangan Deandels di Indoensia sebagai gubernur jenderal mempunyai tugas pokok mempertahankan pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki keadaan tanah jajahan. Deandels berusaha mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris dengan melakukan tindakan, antara lain sebagai berikut :
• Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
• Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
• Membangun pangkalan Angkatan Laut di Merak dan di Ujung Kulon.
• Memperkuat pasukan dengan beranggotakan orang Indonesia.
• Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
• Selain berusaha dalam bidang pertahanan dan kemiliteran, Deandels juga berusaha memperbaiki keadaan pulau Jawa dengan tindakan sebagai berikut :
• Membagi pulau Jawa dalam sembilan perfektuur (daerah).
• Menjadikan para Bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda.
• Memperbaiki gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman berat bagi para pegawai yang berbuat curang.
• Mendirikan badan-badan pengadilan yang akan mengadili orang-orang Indonesia sesuai dengan adat istiadatnya.
• Usaha yang dilakukan Daendels untuk mempertahankan pulau Jawa membutuhkan biaya sangat besar. Padahal, Daendels tidak mendapat bantuan keuangan yang memadai dari Belanda. Untuk itu, Daendels berusaha memperoleh biaya yang diperlukan dengan cara sebagai berikut :
• Tetap menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (verplichte leverantine).
• Menerapkan kerja paksa (rodi) yang memberi manfaat besar bagi Belanda.
• Menjual tanah-tanah kepada swasta bangsa Belanda dan Tionghoa lengkap dengan penduduknya. Dengan demikian, lahirlah pengisapan dan kesewenang-wenangan oleh tuan-tuan tanah swasta terhadap rakyat Indonesia.
• Memperluas areal penanaman kopi.
• Pemerintahan Daendels di Indonesia membuat rakyat menderita. Selain harta kekayaan dikeruk, tenaga kerja juga diperas dengan kejam. Pembuatan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan yang dilakukan dengan kerja paksa (rodi) menyebabkan ribuan rakyat meninggal. Penjualan tanah di daerah Bogor dan Probolinggo kepada para pengusaha swasta merupakan kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Oleh karena itu, pada tahun 1811 Daendels dipanggil pulang ke Negeri Belanda. Selanjutnya, Louis Napoleon mengangkat Jansens sebagai Gubernur Jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels.
• Pada saat Jansens memerintah, kedudukan Inggris di Indonesia makin kuat dan makin dekat untuk menguasai pulau Jawa. Pada tahun 1811 Jansens menyerah kepada Inggris di daerah Tuntang, Salatiga (Jawa Tengah). Penyerahan itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian damai oleh kedua belah pihak yang disebut Kapitulasi Tuntang. Sejak penandatanganan perjanjian damai, Indonesia menjadi jajahan Inggris.


Masa berlakunya sistem Tanam Paksa dan sistem usaha swasta
 
• Akibat kas negara yang kosong terkuras untuk biaya perang antara lain ; pemberontakan Belgia yang ingin melepaskan diri, perang Diponegoro, perang Padri dan sebagainya. Untuk itu pemerintahan Kerajaan Belanda mengangkat Van den Bosch sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia, dengan tugas pokok; mengusahakan semaksimal mungkin pulau Jawa diperas untuk mengisi kas negara yang kosong yaitu dengan sistem tanam paksa (cultuur stelsel). Inti dari tanam paksa adalah rakyat harus membayar pajak dengan hasil tanaman ekspor seperti; tebu, kopi, tembakau, nila dan sebagainya.
• Peraturan tanam paksa antara lain :
– Penduduk desa wajib menanam tanaman yang laku di pasaran Eropa dan 1/5 bagian tanahnya atau lebih.
– Tanah yang digunakan itu dibebaskan dari pajak.
– Wajib tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga bagi yang tidak memiliki sawah.
– Tenaga dan waktu yang dipergunakan untuk menanam tanaman paksa tidak boleh melebihi tenaga dan waktu untuk mengerjakan tanaman padi/tanahnya sendiri.
– Hasil tanaman akan diserahkan kepada pemerintah Belanda dan jika harga yang ditaksir melebihi pajak, maka kelebihan itu akan dikembalikan kepada rakyat.
– Kegagalan panen ditanggung pemerintah, jika bukan karena kesalahan rakyat atau disebabkan kurang rajin dalam mengerjakannya.
– Penggarapan tanah di bawah pengawasan langsung penguasa pribumi.
• Secara teoritis pokok aturan tersebut tidak memberatkan rakyat, namun dalam prakteknya jauh berbeda, contohnya antara lain :
• Perjanjian dengan rakyat mengenai tanah tidak sesuai dengan yang tertulis luas tanah 1/5 dari tanah pertanian, ternyata ¼ bahkan hampir seluruhnya.
• Kelebihan hasil setelah dipotong pajak sering kali tidak dikembalikan kepada rakyat dan sebagainya.
• Pelaksanaan sistem tanam paksa ini sangat besar artinya bagi Belanda karena dapat mengembalikan kejayaan dan menutup kas yang kosong. Namun bagi Indonesia justru menjadikan rakyat melarat, menderita akhirnya membawa kematian. (Daerah yang paling menderita Demak, Grobogan dan Cirebon). Pelaksanaan tanam paksa menimbulkan reaksi baik dari orang Belanda sendiri maupun dari rakyat kecil yang langsung mengalaminya.

• Reaksi kaum humanis Belanda :

• Dua orang Belanda yang menentang tanam paksa adalah Edward Douwes Dekker dan Baron van Hoevel. Ia menentang berdasarkan pada prinsip etika dan perikemanusiaan. Edward Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli menulis buku Mac Havelaar yang isinya protes keras agar tanam paksa dihapus dan sebagai penggantinya dilaksanakan politik etis. Kemudian muncullah tokoh Van de Venter yang memformulasikan politik etis abad XX.

• Reaksi kaum kapitalis Belanda :

• Pada abad XX golongan kapitalis dan liberal memperoleh kemenangan dalam parlemen/kabinet Belanda. Mereka ingin mendobrak tanah jajahan untuk menanam modal yang waktu itu masih tertutup oleh pemerintah Belanda. Jadi tidak mengherankan jika mereka menentang tanam paksa dan menuntut status tanah dipertegas sehingga dasar hukum penanaman modal jadi jelas. Kaum kapitalis berhasil mendobrak penghalang di tanah jajahan. Maka pemerintah Belanda yang didominasi kaum liberal berhasil mengeluarkan UU Agraria 1870. sehingga tahun 1870 tanam paksa dihapus, kecuali kopi di Priangan baru dihapus tahun 1917.

Masa Sistem Ekonomi Liberal
• Setelah kaum liberal memiliki pengaruh dalam bidang politik dan pemerintahan, maka urausan tanah jajahan berangsur-angsur mulai berada di tangan kaum liberal. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria tahun 1870 telah memberi kesempatan kepada para pengusaha swasta untuk menanam modalnya di Indonesia. Misalnya perkebunan tembakau, kopi, teh, kina, kepala sawit dan karet.

Perkembangan Sistem Pemerintahan, Birokrasi, dan Sistem Hukum masa Kolonial di Indonesia

• Sistem Pemerintahan
• Salah satu peletak dasar pemerintahan modern di Indonesia adalah Gubernur Jenderal Daendels. Untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels membagi wilayah tersebut menjadi sembilan perfektuur. Daendels juga menjadikan para Bupati sebagai pegawai sipil dibawah perintah perfektuur. Para Bupati memperoleh penghasilan dari tanah dan tenaga dari penduduk yang berada di dalam wilayah kekuasaannya. Para Bupati juga mendapat pangkat tertentu dalam hierarki umum kepegawaian Belanda. Dalam menegakkan keadilan, Daendels membentuk pengadilan keliling dan pengadilan Indonesia. Meskipun akhirnya wilayah Indonesia kembali menjadi jajahan Belanda, upaya memperbaiki sistem pemerintahan membutuhkan waktu lama. Kewajiban mengatur pemerintahan di Indonesia dimulai kembali setelah pemerintah kerajaan Belanda mengeluarkan Undang-Undang Desentralisasi pada tahun 1930. Perubahan dan perbaikan pemerintahan di Indonesia mulai berjalan setelah muncul peraturan pembebasan dari perwalian (antvoogding) pada tahun 1922 dan keluarnya sistem pemerintahan baru (bestuurshervorming). Berdasarkan Undang-undang Desentralisasi, wilayah Indonesia dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut gouvernementen dimulai dari Jawa yang diawali dari daerah Jawa Barat (1926), Jawa Timur (1929), dan Jawa Tengah (1930). Pembenahan sistem pemerintahan pun terus dilanjutkan dengan menghapus Dewan Karesidenan. Untuk mengatasi berbagai macam pesoalan dan memudahkan segala urusan, pemerintah kolonial membentuk berbagai depertemen dan dinas. Departemen yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda, misalnya Departemen Pertanian (1904), Departemen Industri dan Perdagangan (1911) yang sebelumnya pada tahun 1907 bernama Departemen Perusahaan-Perusahaan Negara. Adapun beberapa dinas yang pernah dibentuk pemerintah kolonial Belanda, antara lain Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Peternakan.

Sistem Birokrasi
• Perombakan struktur birokrasi di Indonesia dimulai setelah pemerintah Kerajaan Belanda memberlakukan konstitusi baru pada tahun 1848. berdasarkan konstitusi tersebut wilayah Hindia Belanda (Indonesia) perlu juga untuk menyusun undang-undang pemerintahan, sistem keuangan, dan sistem audit yang disetujui oleh Majelis Perwakilan. Pada tahun 1854 berhasil disusun undang-undang pemerintahan Hindia Belanda. Parlemen Belanda baru mulai melakukan pengawasan terhadap Hinda Belanda pada tahun 1868. pemegang kekuasaan tertinggi di wilayah Hindia Belanda adalah seorang Gubernur Jenderal. Di dalam menjalankan pemerintahan Gubernur Jenderal dibantu oleh residen dan beberapa asisten residen.
• Residen bertindak sebagai administratif merangkap fungsi legislatif, yudikatif, dan fiskal. Residen bertugas sebagai pelaksana administrasi pusat. Asisten Residen mengepalai bagian dari keresidenan yang sejajar dengan kabupaten. Asisten Residen menjalankan tugas-tugas residen, kecuali kekuasaan peradilan (yudikatif). Dibawah asisten residen dikenal adanya kontrolir. Tugas kontrolir adalah mengumpulkan berbagai keterangan dan melaksanakan perintah dari atas.
• Di Jawa dikenal adanya kabupaten yang dipimpin oleh Bupati yang dibantu oleh Patih. Wilayah kabupaten dibagi atas wilayah kawedanan yang dipimpin seorang wedana. Wilayah kawedanan dibagi atas wilayah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat atau asisten wedana. Susunan birokrasi tersebut dapat terwujud setelah van de Puttle melakukan reorganisasi pada tahun 1874.
• Berdasarkan reorganisasi tersebut, para pegawai pamong praja yang bertugas tidak lagi berdasarkan ikatan daerah dan hak waris. Pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai menerapkan sistem kepegawaian di dalam menunjuk seorang menjadi pegawai pamong praja. Jabatan Bupati yang pada masa van den Bosch masih merupakan hak turun-temurun, sekarang mulai dipandang sebagai pegawai pemerintah kolonial Hindia Belanda.
• Berdasarkan surat edaran tahun 1867 telah dirumuskan tugas dan kewajiban para pamong praja. Adapun tugas para pamong praja, antara lain sebagai berikut :

• Residen, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain :

• Menjalankan tugas melalui Bupati
• Mengawasi dan meringankan pekerjaan wajib
• Memerhatikan penanaman tanaman bahan pangan
• Mendorong pendirian sekolah pribumi

• Bupati, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain :

• Mengawasi penanaman wajib
• Meneliti perjanjian antara penanaman dan pengusaha Eropa
• Mencegah semua pembatasan otonomi desa
• Mengawasi sekolah pribumi
• Membuat daftar guru-guru agama
• Kedudukan Bupati pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda makin merosot. Hal itu tidak lain akibat proses maju ke arah pemerintahan langsung dengan memperhatikan dualisme di dalamnya. Menghapuskan ini berarti :
• Menghilangkan diskriminasi pada sistem birokrasi
• Demokrasi yang berarti menghilangkan kedua golongan itu untuk memberikan tempat pada pemimpin yang wajar. Ini semua berarti menghilangkan kolonialisme itu sendiri.


Sistem Hukum
 
• Seiring berubahnya sistem birokrasi dan pemerintahan, sistem hukum yang berlaku di Indonesia pun mengalami perubahan. Gubernur Jenderal Daendels adalah peletak dasar berubahnya sistem hukum di Indonesia. Apabila sebelumnya di Indonesia berlaku sistem hukum tradisional maka ketika Daendels berkuasa sistem hukumnya digantikan dengan sistem hukum modern model Barat. Daendels selain memperkenalkan sistem hukum modern juga memperkenalkan sistem pengadilan keliling dan pengadilan pribumi (landgerecht) di setiap wilayah (perfectuure). Untuk mengawasi kinerja badan peradilan yang ada di Indonesia, pemerintah kolonial Belanda membentuk pula lembaga Mahkamah Agung (Hog-Gerechschof). Mahkamah Agung menjadi lembaga yudikatif tertinggi di Indonesia. Mulai tahun 1848, Mahkamah Agung memperoleh kewenangan mengawasi seluruh pengadilan di pulau Jawa.

• Pada tahun 1854, semua peraturan pemerintah yang berawal dari raja, putra mahkota, dan gubernur jenderal berlaku sebagai undang-undang yang wajib dipatuhi semua warga negara Belanda dan penduduk tanah jajahan. Beberapa undang-undang yang pernah berlaku di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
• Comptabilitas Wet ditetapkan pada tahun 1864. Undang-undang ini mengatur penetapan anggaran belanja Indonesia.
• Agrarische Wet ditetapkan pada tahun 1870. Undang-undang ini mengatur sistem sewa tanah dan penjaminan kepemilikan tanah di Indonesia.
Perubahan Ekonomi dan Demografi diberbagai daerah mulai abad 19 sampai paruh pertama abad 20.

– Sistem Swasta Asing

• Sejak tahun 1870 sistem tanam paksa mulai dihapus, digantikan sistem politik pintu terbuka sehingga Indonesia mulai memasuki masa liberal. Pelaksanaan paham liberal dalam bidang ekonomi memiliki asas :
– Kegiatan ekonomi ditangan rakyat jadi pemerintah tidak campur tangan.
– Kegiatan ekonomi ditangan swasta.
– Penghilang faktor-faktor penghambat kegiatan ekonomi (pajak tinggi, tanam paksa).
– Pemerintah bertugas menjaga keamanan dan penegakkan hukum untuk kelancaran kegiatan ekonomi.
• Untuk menjaga perkembangan kegiatan ekonomi, menjaga hak milik tanah pribumi dan pengaturan sewa tanah oleh swasta asing maka dikeluarkanlah Undang-Undang Agraria (agrarische Wet th. 1870)

– Komersialisasi

• Dimulainya pelaksanaan politik pintu terbuka (masa liberal) maka di Indonesia telah mulai memasuki masa komersialisasi, modernisasi dan industrialisasi. Melalui politik pintu terbuka Belanda berusaha menarik penanam modal swasta asing di Indonesia, dengan demikian berkembang pesat industrialisasi di Indonesia. Contoh : pertambangan batubara di Ombilin, Sumatera Barat ; timah di Bangka, Belitung, dan Singkep; minyak bumi di Bunyu dan Tarakan. Kalimantan Timur; perkebunan, pertanian, perdagangan mulai lancar.

Pertumbuhan dan mobilitas penduduk.

• Kebijakan-kebijakan kolonial Belanda yang dilaksanakan di Indonesia secara langsung maupun tak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan desa, kota, struktur penduduk (demografi) dan gerakan (mobilitas) penduduk. Secara ekonomis di Indonesia juga mengalami pertumbuhan, sehingga terbentuk struktur penduduk (demografi) yang baru.
• Desa-desa banyak bermunculan, kota berkembang sehingga mampu berperan lebih besar menggantikan peran pusat ibu kota jaman kerajaan.
• Pada masa kolonial tersebut mobilitas penduduk sangat tinggi, hal ini desebabkan faktor :
• Urbanisasi : penduduk desa berusaha datang ke kota untuk mencai kerja di kota, tetapi akhirnya menimbulkan masalah sosial.
• Kebijakan pemerintah melaksanakan kuli kontrak (dari Jawa ke Jawa misal ke Deli Sumatera Timur).
• Karena mulai berkembang swastanisasi dan industrialisasi, maka pemerintah mengeluarkan UU Agraris dan peraturan perburuan (berisi : penetapan kondisi pekerjaan yang layak bagi bangsa Indonesia, dan penetapan upah minimal yang harus dibayar).

Kehidupan sosial budaya masyarakat masa kolonial.

• Perubahan politik, ekonomi, sosial
• Perkembangan imperialisme dan kolonialisme pada akhirnya menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu hampir meliputi segala bidang kehidupan dibidang politik, ekonomi, sosial maupun pendidikan.

• Bidang Politik

• Dalam bidang ini telah terjadi perubahan-perubahan besar dimana kekuasaan kolonial semakin kuat, maka kekuasaan para raja/penguasa tradisional semakin merosot. Mereka makin menutup pada kekuasaan asing.

• Bidang Ekonomi

• Tujuan utama orang-orang barat datang ke Indonesia berkaitan erat dengan aspek ekonomi (memperoleh rempah-rempah sendiri). Untuk memperoleh rempah-rempah tersebut mereka menempuh berbagai cara (monopoli)

• Bidang Sosial

• Perubahan dalam bidang sosial budaya sebagai contoh : masuk dan berkembangnya agama Kristen serta berkembangnya unsur-unsur budaya Barat.

Kebijakan kolonial dibidang keagamaan
 
• Pada masa pra kolonial penduduk Indonesia, mayoritas beragama Islam, dan beragama Hindu, Buddha, Kong-hu-chu.
• Pandangan Barat/kolonial terhadap Islam :
– Islam dianggap musuh (ingat misi perang salib)
– Islam tidak akan membawa kemajuan masyarakat.
• Hanya pola pikir Barat yang mampu membawa kemajuan pribumi.
• Tapi setelah Snonck Hurgronje datang ke Indonesia 1889 untuk melakukan penelitian tentang Islam, baru terbuka pandangan kolonial terhadap Islam.
• Kebijakan kolonial dalam keagamaan :
• Islam ditinjau dari ajaran politik / gerakan politik ini yang dianggap berbahaya. Karena melakukan penentangan terhadap kekuasaan kolonial.
• Kolonial Belanda melakukan penyebaran agama Protestan misalnya : program zending.
• Kaum adat yang kurang sepakat dengan gerakan Islam atau ajaran Islam direkrut dimanfaatkan untuk mendukung kolonial melawan kelompok Islam. Contoh : dalam perang Padri.
• Pemimpin Islam didekati sebagai mitra untuk menjadi penguasa.
• Perantara atau peredaran kekuatan Islam, tentunya dengan janji-janji.

Kedudukan dan peran perempuan dalam masyarakat masa kolonial

• Pada awal abad 19 saat kolonial Belanda berkuasa di Indonesia, peran wanita sangat terbatas bahkan terpinggirkan. Hanya sekedar sebagai ibu rumah tangga, melayani suami bahkan dikalangan ningrat terkenal dengan tradisi “pingit”.
• Pada awal abad 20 kesempatan wanita untuk mendapat pendidikan mulai mendapat tempat, maka muncullah tokoh R.A. Kartini. R.A. Kartini menjadi pelopor gerakan emansipasi perempuan Indonesia.
• Pengertian emansipasi pada saat itu adalah keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan dari kungkungan adat.
• R.A. Kartini mengutarakan keinginan untuk memperoleh pendidikan dalam bentuk surat yang dikirimkan kepada temannya Stella Zeehandelan di Belanda. Surat-surat pribadi R.A. Kartini kepada teman-temannya di Belanda selanjutnya dikumpulkan dan diterbitkan dalam bentuk buku oleh V.H. Abendanon.
• Buku kumpulan surat R.A. Kartini berjudul Door Duits Ternis to Licht yang diterjemahkan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
• R.A. Kartini berusaha mewujudkan cita-citanya tentang kemajuan perempuan Indonesia dengan mendirikan kelas kecil bagi perempuan di sekeliling rumahnya. Pendidikan bagi perempuan itu diselenggarakan empat kali seminggu. Murid kelasnya berjumlah tujuh orang. Para gadis tersebut mendapat pelajaran membaca menulis, kerajinan tangan, dan menjahit. Semua pendidikan itu diselenggarakan secara gratis.
• Pemikiran kemajuan perempuan Indonesia yang pertama kali digagas oleh R.A. Kartini akhirnya menyebar ke berbagai daerah. Sejak
itu lambat laun peranan perempuan di masyarakat Indonesia makin besar sampai saat ini.